Monday, February 1, 2016

Kursi Roda Bersensor Otak Karya Anak Indonesia

Sekarang, menggerakkan sebuah alat dengan bantuan sensor otak bukan hal yang mustahil. Benarkah? Ya, dua mahasiswa semester aktif Universitas Bina Nusantara, berhasil mengembangkannya. Mereka adalah Jennifer Santoso dan Halim Parmonangan. Mereka berdua mengembangkan kursi roda berpenggerak motor yang dikontrol oleh sensor otak. Kursi roda ini juga dilengkapi dengan tombol emergency jika aplikasi not responding, atau perintah yang dikirimkan dari sensor otak terhenti.

Kursi roda yang digerakkan dengan sensor otak


Perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat proyek ini adalah kursi roda, neuroheadset, mikro kontroller, motor penggerak, 2 buah aki kering serta laptop untuk menjalankan aplikasi buatannya. Neuroheadset adalah sebuah alat yang mampu merekam dan memperkuat sensor listrik yang dihasilkan oleh otak manusia yang kemudian akan diterjemahkan oleh software buatan mereka di komputer. Selanjutnya komputer akan mengirim sinyal ke mikrokontroller untuk menggerakkan motor yang sudah disetting sedemikian rupa, sehingga mampu bergerak sesuai dengan pemikiran pengguna.

Dalam demo yang saya lihat di NET. pada tanggal 1 Februari 2016, kursi roda ini mampu bergerak dengan sensor otak maupun dengan gerakan yang telah direkam dalam software mereka. Bagi pengguna yang masih mampu menggelengkan kepala, berkedip dan lain lain bisa menggunakan fungsi ini. Sensor Gyro yang tertanam dalam neuroheadset yang menjadi kontrolnya. Jika kontrol dengan otak dan gerakan belum mampu menghentikan gerakan kursi roda ini, tombol emergency tersedia untuk menghentikannya.

Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat video di bawah ini yang diunggah ke situs Youtube oleh Jennifer Santoso.

Diolah dari berbagai sumber